Minggu, 23 Oktober 2011

Sebaiknya hati hati memilih pembantu, Jgn seperti mereka

Dear moms …

Ini sekedar referensi, berangkat dari pengalaman pribadi saya sendiri , dan lagi lagi ada hubungan nya dengan PRT.

Setelah lebaran kemarin saya sempat menggunakan jasa 2 orang PRT, meskipun rumah saya tidak terlalu besar, saya berencana untuk menggunakan extra 1 PRT untuk membantu saya menjadi tukang potong pola.

1 orang saya dapatkan dari cianjur, YAYAH (37th )namanya, saya mengeluarkan uang Rp 250rb untuk menebusnya, dan satu lagi berasal dari Lampung, YATI ( 27th ) namanya, sama, saya mengeluarkan uang 250rb untuk menebusnya dari bibinya yang membawanya ke Jakarta.

Dirumah saya membagi tugas untuk keduanya, yayah bagian dapur, dan bersih bersih, sedangkan yati khusus untuk membantu saya memotong pola kain aplikasi, mengingat saya sendiri adalah pekerja, dan memiliki usaha sampingan membuat produk produk handmade.

Anak saya sendiri dipegang oleh ibu saya, yang kebetulan sengaja datang ke rumah untuk menjaganya selagi saya bekerja di kantor. Jadi boleh dibilang pekerjaan para PRT tersebut tidak terlalu berat.

Namun sayang, yati yang saya tugaskan untuk membantu usaha saya justru lebih sering mengerjakan pekerjaan dapur, mencuci piring, menyikat kamar mandi, bersih bersih rumah, dan meninggalkan tugas utama nya memotong pola aplikasi.

Setiap kali saya tegur dia beralasan , yayah yang memerintahkan nya untuk membantu tugas2 nya…. Jika tidak dibantu, yayah akan marah, akhirnya saya tegaskan kembali kepada mereka tugas utama mereka masing-masing ….

Saat itu saya percaya dengan omongan yati karena tiap kali saya menegur mereka yayah terlihat sangat emosi, membanting kulkas, mencuci piring dengan kasar, menutup lemari dengan kencang, dll .....

Hampir setiap hari yati mengeluh kalau mereka selalu berantem dikamar, karena kamar mereka ada di atas, saya tidak bisa mengontrol apa yang sebenarnya mereka bicarakan.

Setelah 1 bulan, yati mengadukan semakin banyak hal buruk tentang yayah, dan yang lebih menggemaskan, mereka berdua tidak bersedia jika saya ajak pergi keluar. Saya seringkali menyetir mobil mobil sendiri, dan sangat membutuhkan salah satu dari mereka untuk ikut, agar bisa menjaga anak saya duduk dibelakang.

Yati beralasan mabok berat, sedangkan yayah menggerutu tidak mau ikut karena cape.

Lama kelamaan saya berfikir, buat apa saya punya 2 orang PRT , namun tidak dapat saya andalkan, dan hanya mengerjakan apa yang mereka ingin kerjakan....atas segala keluhan dari yati, saya pun memberhentikan yayah. Dengan alasan ingin mengopernya ke teman saya yang saat ini sedang sangat membutuhkan PRT

Rupanya yayah sangat sakit hati, dan 1 minggu berselang, yati pun ikut minta keluar ...padahal sblm saya berhentikan yayah dia berucap ” saya bisa kok bu sendiri, dan saya janji akan disini sampai lebaran tahun depan”

Yati beralasan pacarnya dikampung ingin segera menikah karena bapaknya sakit keras, sampai sampai sang pacar menelfon ke rumah dan mengancam ” bisa/tidak bisa yati harus pulang besok”

Tanpa berusaha menahan saya ijinkan dia keluar dari rumah saya besok pagi , dan memberikan hak nya tanpa memotong nya sedikitpun.

Akhirnya saya pun menelpon bibik si yati yang membawa nya k jakarta, dengan maksud ingin meminta pengganti jika ada.

Tak disangka bibiknya tersebut membeberkan kemunafikan yati.

Yati yang selama ini mengaku sudah lama menjanda dan beranak 1 ternyata sudah pernah menikah sebanyak 3x, dan selalu menggoda laki laki yang ada di lingkungan nya.

Tidak pernah betah bekerja dimanapun. Saya pun marah kepada bibiknya, kenapa menawarkan PRT seperti itu. Katanya saat itu yati memohon mohon dicarikan kerja dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan nya.

Dan ternyata saat ini yati telah kepincut dengan penjaga warnet didekat rumah saya, hasil tebar pesonanya selama 1 bulan ini, jadi dia berbohong bilang akan pulang ke lampung untuk menikah.

Setelah 2 hari berselang, tiba tiba yayah pun SMS ke ibu saya yang isi nya ” bagus , pecat pecatin aja semua, kalau tidak mampu bayar jangan pake pembantu” itu awal sms nya ....

Entah apa yang diceritakan yati ke yayah sehingga yayah bisa tiba tiba memaki kami.

Tidak ingin menanggapi, kami pun hanya menjawab, ”kenapa? Jika tidak tau ceritanya sebaiknya diam saja” . sayang nya ia semakin emosi dan mengirimkan SMS bertubi tubi, salah satu nya adalah ancaman santet dan kata kata semua jenis binatang.

Tidak hanya yayah, adiknya pun ikut2an memaki lewat SMS .... untung nya saya tidak punya waktu untuk menanggapi pembantu seperti itu.

Hmmmh , shock juga ya berhadapan dengan 2 orang pembantu seperti itu, karena selama ini saya punya PRT tidak pernah ada yang sesingkat sekarang, minimal mereka ikut bersama kami dua tahun.

Bukan saya membela diri, tapi saya rasa saya tidak merugikan mereka dengan menahan / memotong gajinya , bahkan untuk ukuran PRT yang bekerja di rumah kecil 100m2 dengan gaji 700rb dan 600rb, ditambah uang pulsa 50rb dan tidak momong anak sama sekali, saya sudah cukup layak menggajinya.

Hati hati buat para mommies yang kebetulan sedang mencari PRT , silahkan di lihat dan dihafalkan muka nya , jika suatu saat bertemu :p

Si yati adalah perempuan munafik yang ulung, ber acting seperti malaikat dan bersandiwara, namun pintar mengadu domba. Dan jika dilingkungan kita ada supir / pekerja laki –laki , hati hati saja, karena ternyata tukang jahit dan tukang bordir saya pun pernah dirayu nya.

Sedangkan yayah adalah seorang ibu ibu yang emosi dan tidak sopan, terbukti dari keberanian nya mengancam kami lewat sms dengan segala kata kata kotor nya.

Well, kami sama sama butuh, saya butuh tenaga mereka, mereka butuh uang dari saya ...jadi, berhati hati dalam memilih adalah harus. Kita ingin mereka membantu masalah pekerjaan rumah tangga, bukan untuk menambah pusing kepala.

So....hati hati moms

Cheeers

ADE

*cerita ini saya posting bukan untuk memutus rejeki mereka, tp untuk melindungi para momies yang membutuhkan jasa PRT agar tidak mengalami hal yang sama.