Senin, 09 November 2015

Menawarlah dengan Bijak


Pas menemukan quote diatas , tangan tergerak untuk menulis . mohon maaf jika ada yang tidak sependapat, ini hanya ungkapan pengalaman dan pandangan saya sebagai wirausahawati kecil kecilan.
sebagai pedagang newbie yang nggak new new amat , 7 tahun pengalaman berdagang banyak meninggalkan cerita yang mendalam.

Awal saya memutuskan berjualan ( meskipun hanya iseng iseng belaka ) penuh perasaan ketidakyakinan, alasannya :
Saya orang yang sangat TIDAK ENAKAN, NGGAK TEGAAN , dan MALU-an

Contoh, ada temen / tetangga / saudara  nawarin dagangannya , padahal nggak suka suka amat, tapi gara gara NGGAK ENAK udah ditawarin TERPAKSA saya beli , meskipun hanya basa basi beli sebiji, tapi kalau harganya tus tus an , lumayan buang uang kan yaaaa ?

Atau NGGK TEGAAN, missal nawarin temen, tetangga , atau sodara, trus di tawar mentah2, nggk tega mau jual dengan harga yang sudah kita patok , akhirnya NGALAH , kita kasih harga sesuai yang mereka tawar, meskipun jadi NGGAK ADA UNTUNG NYA buat saya.

MALU-an , ini mulut kok berat banget ya buka suara untuk nawarin “ eh lo mau beli dagangan gue nggak? Gue jual ini lhoo “ duuuuuhhh rasanya nggak siap ya denger kata kata sambutan dari mereka
“ harga temen ya “
“ diskon setengah harga dong “
“ bayar bulan depan ya bu “
“ cicil berapa kali “
“ nggak ada tester niiih buat sodara “

Doh perasaan saya nggk jualan berlian , tapi kok itu kalimat sambutan menggambarkan barang dagangan saya kesannya mahaal sekali ya.

IRONIS nya kalimat itu banyak saya terima dari lingkungan sekitar , meskipun tidak semua menjawab demikian. Makanya, saya selalu GAGAL ikutan join MLM dan ASURANSI, karena prinsip pemasaran mereka adalah tawarkan mulai dari yang terdekat. Dan saya, dengan modal perasaan yg berlebihan dan tidak kuat mental terhadap penolakan selalu gagal join dan sukses bersama bisnis MLM dan Asuransi.

Teman teman, ketahuilah , setiap usaha yang kami lakukan , baik kami sebagai penjual maupun karyawan PASTI mengharapkan REWARDS , para karyawan mengharapkan GAJI dan bonus atas waktu dan pikiran yg mereka curahkan dan kami para penjual mengharapkan UNTUNG atas setiap tetesan keringat yang kami keluarkan. Syukur syukur penjualnya anak orang kaya, nggak perlu pinjam modal ke Bank dan mengembalikannya dengan bunga.

Memang, ada sebagian penjual yang mengambil untung hingga berkali kali lipat dari harga modalnya, namun jangan samaratakan dengan penjual lain, apalagi UKM , dan APALAGI yang baru belajar dagang, mereka akan langsung patah semangat sebelum berperang lho, kasian kan?

Kasus ini kadang banyak terjadi dalam jual beli produk handmade dan makanan home made, mentang mentang si penjual yang mengerjakan sendiri produknya, pembeli tutup mata dengan biaya pembuatannya. 

Contoh “ nggak bisa kurang lagi nih, kan dijahit sendiri “
Lho, kalau dijahit sendiri memang kenapa ? sama sama mengorbankan waktu dan tenaga, malah mereka rugi lho kalau harus jual murah, bayangkan kalau sehari hanya bisa jadi 1 barang, beda dengan pabrikan yang bisa menghasilkan ribuan barang perhari. Dan pembeli berharap bisa dapat harga yang sama ?

coba kita pakai logika dan perasaan deh, saat seseorang yang sedang merintis berjualan mereka butuh modal, karena keterbatasan modal akhirnya mencoba produksi sendiri dan memasarkan sendiri. Bisa kebayang capenya ? saya pun saat awal merintis usaha Mohimohisew HARUS begadang hingga pagi.

Saat berusaha menawarkan produknya dengan harapan bisa LAKU dan BALIK MODAL, apa nggak keder tuh denger sambutan diatas. Walhasil jadi patah semangat dan keluarlah kata kata :
“ ah kapan untungnya kalo kaya gini “
“ males ah, cape doang, untung nggak”
“ daripada ditawar murah mending gue pake sendiri “

Akhirnya nggak jadi jualan, dan gugurlah calon entrepreneur Indonesia. Trus nggak kasian ? kapan bangsa kita bisa maju ? kalau penduduknya masih belum bisa saling menghargai.
Kadang, masyarakat kita lebih mengagungkan produk luar daripada karya bangsanya sendiri, padahal dibalik entrepreneur dalam negri banyak mulut mulut yang bergantung didalamnya, banyak orang orang yang akhirnya memiliki lapangan pekerjaan dan banyak yang bisa belajar.

Akhirnya, hanya ETIKA jual beli lah yang jadi harapan, meskipun tidak tertulis, tetapi alangkah baiknya di terapkan. Dalam menawar itu ada etikanya, dan penjual pun kalau jualan harus pakai ETIKA juga lho, salah satunya JANGAN MAKSA.

Lalu bagai mana orang seperti saya yang suka lebay perasaan akhirnya bisa jualan ? gampang , bikin RULES aja ,tapi harus patuh lho ya , contohnya gini :

1.  PANTANG menawarkan kepada teman dan saudara sendiri kalau nggak siap sakit hati ditawar tawar atau malah diminta gratisan. Cukup pajang pajang barang dagangan, kalian suka ? silahkan beli, nggak suka ? no worries nggak saya paksa beli kok

2. PATOK harga jual, berikan batas discount, kalau ada yang meminta discount ( tentunya membeli dalam jumlah banyak ) dan melebihi batas discount yang sudah kita tetapkan, nggak perlu ngoyo ngalah ngalah. Buat apa cape cape kerja kalau untung nya seribu perak ? mending mijitin suami, biar dia tambah semangat kerjanya, kalau dia sukses kan kita juga yang kecipratan. Ya nggak?

3. BIKIN PERATURAN , anda minat? Harrganya segini ya …OKE deal ! Batas maximum transfer 3 hari ya, selebihnya anggap otomatis gugur alias NGGAK JADI beli. Nggak usah pake baperan kalau di PHP in , apalagi marah marah di status ( kalo jualan di facebook yeee ) , yang di maksud juga belum tentu baca, malah calon pembeli lain deh yang baca, akhirnya hilang deh kesempatan, si calon pembeli males beli sama kita karena kita sensitive, takut di omongin ke seantero facebook. Di blacklist, endebrei endebrei endebrei .

4. JANGAN MEMBIASAKAN orang lain berhutang, kalau dia blm mampu beli,jangan dipaksa dengan rayuan boleh cicil kok, bayar tahun depan deh , bla bla bla . KECUALI kalau kita percaya yaaa…tapi kalau harus merayu pembeli dengan iming iming seperti itu rasanya kurang pas. Ingat , kita perlu modal yang harus terus diputar, ada karyawan yang harus dibayar, dan banyak bahan baku yang masih harus dibeli untuk siklus jualan selanjutnya. Mending bikin promo daripada nungguin orang nyicil hutang. ( menurut saya lhooo )


Trus dari sisi penjual ETIKA nya apa selain jangan maksa ? penjual juga gak boleh nipuu! ,

Sebaiknya kalau mau memilih usaha, pilihlah sesuatu yang kita kuasai. 
Contoh nih ya, kita suka masak, tapi milih buka usaha jualan baju dan tas branded. Trus dengan PD nya ngotot ke pembeli, eh ternyata pembelinya lebih TAU. Syukur-syukur pembelinya nggk ngomel, coba kalo dia kesel, trus dia cerita2 ke temennya, eh jangan beli tas di si anu, barangnya palsu , nah kan, ilang deh calon pembeli.

Saya pernah ditawarkan salah satu merk tas terkenal oleh seseorang , dia ngotot itu asli. Baru datang dari pelabuhan, harganya 500,000 , sedangkan harga toko 4juta. Jadi pembeli juga jangan bego bego amat ya, masa iya ada barang asli beda harganya sampe 80%, toh secondnya aja masih dijual setengah harga. Hasilnya pembeli jadi kurang yakin dengan penjual, jadi setiap ditawarkan barang mindset si pembeli adalah pasti barang palsu. Nahhhh sayang kan ?

Buat para penjual, yakin aja rejeki sudah di atur oleh YME, yang penting HALAL lho nyarinya, saat kita putus asa, ingat aja kata kata
 bijak ini “ hidup yg lebih baik adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain” …. Dengan menjadi entrepreneur kita dapat membuka lapangan pekerjaan, menyambung tali rizki dari tangan kita ke tangan orang lain, menjadi tempat bergantungnya harapan, dan saat kita sukses, kita dapat memginspirasi orang lain untuk berusaha merubah hidupnya menjadi lebih baik.

Ini hanya sedikit pemikiran saya yang kurang luas ya, kalau ada yang tidak berkenan nggak perlu,  membully hihihi. Happy selling temans temans.

Terimakasih buat para pelanggan mohimohisew yang manis , kalian telah memberikan banyak pelajaran buat saya, menumbuhkan semangat, menghargai karya , dan memicu saya untuk terus selalu berkembang.

xoxo
ade