Pas menemukan quote diatas , tangan tergerak untuk menulis .
mohon maaf jika ada yang tidak sependapat, ini hanya ungkapan pengalaman dan pandangan
saya sebagai wirausahawati kecil kecilan.
sebagai pedagang newbie yang nggak new new amat , 7 tahun
pengalaman berdagang banyak meninggalkan cerita yang mendalam.
Awal saya memutuskan berjualan ( meskipun hanya iseng iseng
belaka ) penuh perasaan ketidakyakinan, alasannya :
Saya orang yang
sangat TIDAK ENAKAN, NGGAK TEGAAN , dan MALU-an
Contoh, ada temen / tetangga / saudara nawarin dagangannya , padahal nggak suka suka
amat, tapi gara gara NGGAK ENAK udah ditawarin TERPAKSA saya beli , meskipun hanya
basa basi beli sebiji, tapi kalau harganya tus tus an , lumayan buang uang kan
yaaaa ?
Atau NGGK TEGAAN, missal nawarin temen, tetangga , atau
sodara, trus di tawar mentah2, nggk tega mau jual dengan harga yang sudah kita
patok , akhirnya NGALAH , kita kasih harga sesuai yang mereka tawar, meskipun
jadi NGGAK ADA UNTUNG NYA buat saya.
MALU-an , ini mulut kok berat banget ya buka suara untuk
nawarin “ eh lo mau beli dagangan gue nggak? Gue jual ini lhoo “ duuuuuhhh rasanya
nggak siap ya denger kata kata sambutan dari mereka
“ harga temen ya “
“ diskon setengah harga dong “
“ bayar bulan depan ya bu “
“ cicil berapa kali “
“ nggak ada tester niiih buat sodara “
Doh perasaan saya nggk jualan berlian , tapi kok itu kalimat
sambutan menggambarkan barang dagangan saya kesannya mahaal sekali ya.
IRONIS nya kalimat itu banyak saya terima dari lingkungan
sekitar , meskipun tidak semua menjawab demikian. Makanya, saya selalu GAGAL
ikutan join MLM dan ASURANSI, karena prinsip pemasaran mereka adalah tawarkan
mulai dari yang terdekat. Dan saya, dengan modal perasaan yg berlebihan dan
tidak kuat mental terhadap penolakan selalu gagal join dan sukses bersama
bisnis MLM dan Asuransi.
Teman teman, ketahuilah , setiap usaha yang kami lakukan ,
baik kami sebagai penjual maupun karyawan PASTI mengharapkan REWARDS , para
karyawan mengharapkan GAJI dan bonus atas waktu dan pikiran yg mereka curahkan
dan kami para penjual mengharapkan UNTUNG atas setiap tetesan keringat yang
kami keluarkan. Syukur syukur penjualnya anak orang kaya, nggak perlu pinjam
modal ke Bank dan mengembalikannya dengan bunga.
Memang, ada sebagian penjual yang mengambil untung hingga
berkali kali lipat dari harga modalnya, namun jangan samaratakan dengan penjual
lain, apalagi UKM , dan APALAGI yang baru belajar dagang, mereka akan langsung
patah semangat sebelum berperang lho, kasian kan?
Kasus ini kadang banyak terjadi dalam jual beli produk
handmade dan makanan home made, mentang mentang si penjual yang mengerjakan
sendiri produknya, pembeli tutup mata dengan biaya pembuatannya.
Contoh “ nggak
bisa kurang lagi nih, kan dijahit sendiri “
Lho, kalau dijahit sendiri memang kenapa ? sama sama
mengorbankan waktu dan tenaga, malah mereka rugi lho kalau harus jual murah,
bayangkan kalau sehari hanya bisa jadi 1 barang, beda dengan pabrikan yang bisa
menghasilkan ribuan barang perhari. Dan pembeli berharap bisa dapat harga yang
sama ?
coba kita pakai logika dan perasaan deh, saat seseorang yang
sedang merintis berjualan mereka butuh modal, karena keterbatasan modal
akhirnya mencoba produksi sendiri dan memasarkan sendiri. Bisa kebayang capenya
? saya pun saat awal merintis usaha Mohimohisew HARUS begadang hingga pagi.
Saat berusaha menawarkan produknya dengan harapan bisa LAKU
dan BALIK MODAL, apa nggak keder tuh denger sambutan diatas. Walhasil jadi
patah semangat dan keluarlah kata kata :
“ ah kapan untungnya kalo kaya gini “
“ males ah, cape doang, untung nggak”
“ daripada ditawar murah mending gue pake sendiri “
Akhirnya nggak jadi jualan, dan gugurlah calon entrepreneur Indonesia.
Trus nggak kasian ? kapan bangsa kita bisa maju ? kalau penduduknya masih belum
bisa saling menghargai.
Kadang, masyarakat kita lebih mengagungkan produk luar
daripada karya bangsanya sendiri, padahal dibalik entrepreneur dalam negri
banyak mulut mulut yang bergantung didalamnya, banyak orang orang yang akhirnya
memiliki lapangan pekerjaan dan banyak yang bisa belajar.
Akhirnya, hanya ETIKA jual beli lah yang jadi harapan,
meskipun tidak tertulis, tetapi alangkah baiknya di terapkan. Dalam menawar itu
ada etikanya, dan penjual pun kalau jualan harus pakai ETIKA juga lho, salah
satunya JANGAN MAKSA.
Lalu bagai mana orang seperti saya yang suka lebay perasaan
akhirnya bisa jualan ? gampang , bikin RULES aja ,tapi harus patuh lho ya ,
contohnya gini :
1. PANTANG menawarkan
kepada teman dan saudara sendiri kalau nggak siap sakit hati ditawar tawar atau
malah diminta gratisan. Cukup pajang pajang barang dagangan, kalian suka ?
silahkan beli, nggak suka ? no worries nggak saya paksa beli kok
2. PATOK harga jual, berikan batas discount, kalau ada yang
meminta discount ( tentunya membeli dalam jumlah banyak ) dan melebihi batas
discount yang sudah kita tetapkan, nggak perlu ngoyo ngalah ngalah. Buat apa
cape cape kerja kalau untung nya seribu perak ? mending mijitin suami, biar dia
tambah semangat kerjanya, kalau dia sukses kan kita juga yang kecipratan. Ya nggak?
3. BIKIN PERATURAN , anda minat? Harrganya segini ya …OKE
deal ! Batas maximum transfer 3 hari ya, selebihnya anggap otomatis gugur alias
NGGAK JADI beli. Nggak usah pake baperan kalau di PHP in , apalagi marah marah
di status ( kalo jualan di facebook yeee ) , yang di maksud juga belum tentu
baca, malah calon pembeli lain deh yang baca, akhirnya hilang deh kesempatan,
si calon pembeli males beli sama kita karena kita sensitive, takut di omongin
ke seantero facebook. Di blacklist, endebrei endebrei endebrei .
4. JANGAN MEMBIASAKAN orang lain berhutang, kalau dia blm
mampu beli,jangan dipaksa dengan rayuan boleh cicil kok, bayar tahun depan deh
, bla bla bla . KECUALI kalau kita percaya yaaa…tapi kalau harus merayu pembeli
dengan iming iming seperti itu rasanya kurang pas. Ingat , kita perlu modal
yang harus terus diputar, ada karyawan yang harus dibayar, dan banyak bahan
baku yang masih harus dibeli untuk siklus jualan selanjutnya. Mending bikin
promo daripada nungguin orang nyicil hutang. ( menurut saya lhooo )
Trus dari sisi penjual ETIKA nya apa selain jangan maksa ?
penjual juga gak boleh nipuu! ,
Sebaiknya kalau mau memilih usaha, pilihlah
sesuatu yang kita kuasai.
Contoh nih ya, kita suka masak, tapi milih buka usaha
jualan baju dan tas branded. Trus dengan PD nya ngotot ke pembeli, eh ternyata
pembelinya lebih TAU. Syukur-syukur pembelinya nggk ngomel, coba kalo dia
kesel, trus dia cerita2 ke temennya, eh jangan beli tas di si anu, barangnya
palsu , nah kan, ilang deh calon pembeli.
Saya pernah ditawarkan salah satu merk tas terkenal oleh
seseorang , dia ngotot itu asli. Baru datang dari pelabuhan, harganya 500,000 ,
sedangkan harga toko 4juta. Jadi pembeli juga jangan bego bego amat ya, masa
iya ada barang asli beda harganya sampe 80%, toh secondnya aja masih dijual
setengah harga. Hasilnya pembeli jadi kurang yakin dengan penjual, jadi setiap
ditawarkan barang mindset si pembeli adalah pasti barang palsu. Nahhhh sayang
kan ?
Buat para penjual, yakin aja rejeki sudah di atur oleh YME,
yang penting HALAL lho nyarinya, saat kita putus asa, ingat aja kata kata
bijak
ini “ hidup yg lebih baik adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain”
…. Dengan menjadi entrepreneur kita dapat membuka lapangan pekerjaan,
menyambung tali rizki dari tangan kita ke tangan orang lain, menjadi tempat
bergantungnya harapan, dan saat kita sukses, kita dapat memginspirasi orang
lain untuk berusaha merubah hidupnya menjadi lebih baik.
Ini hanya sedikit pemikiran saya yang kurang luas ya, kalau
ada yang tidak berkenan nggak perlu, membully hihihi. Happy selling temans temans.
Terimakasih buat para pelanggan mohimohisew yang manis ,
kalian telah memberikan banyak pelajaran buat saya, menumbuhkan semangat,
menghargai karya , dan memicu saya untuk terus selalu berkembang.
xoxo
ade